ITTelkom Surabaya pada Kamis, 25 Februari 2021 mendapatkan kunjungan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk membahas mengenai hasil inovasi yang didapatkan dari dana hibah bakti inovasi dan Ideaton dari Kemenristek Brin yakni mengenai alat inovasi Crane Pemulasaran Jenazah. Bertempat di Ruang Rapat lantai 1 kampus ITTelkom Surabaya di Jalan Ketintang No. 156, kunjungan ini disambut dengan hangat oleh Wakil Rektor II ITTelkom Surabaya beserta segenap staff terkait.
“Sudah sebagai kewajiban kami untuk memeriksa anggaran dimana kedatangan kami kemari adalah uji peti dan bagian dari audit. Kami sedang melakukan pemeriksaan keuangan Kemenristek Brin 2020 salah satunya ke Jawa Timur yang ada hubungannya dengan anggaran Kemenristek Brin.” Guntur, koordinator pemeriksa dari BPK.
Sebelumnya beberapa waktu lalu perwakilan Kemenristek Brin juga sempat melakukan monitoring dan evaluasi (Monev) untuk alat inovasi yang sama pada bulan Desember 2020 lalu. Ide yang dilatar belakangi oleh kesulitannya petugas dalam melakukan proses pemulasaran jenazah ini membuat ITTelkom Surabaya tergerak untuk membuat alat inovasi yang dapat membantu.
“Berawal dari pandemi Covid-19 yang banyak memakan korban di mana dalam sehari ada banyak sekali petugas untuk melakukan pemulasaran jenazah dan penyebaran covid yang semakin luas di Jatim. Kami memiliki ide untuk membentuk tim untuk membuat inovasi alat. Kebetulan ada kompetisi Ideaton dan kami masukkan proposal dan lolos. Kami juga mengadakan update inovasi beberapa kali hingga terciptanya versi 3.0 Dari evaluasi dari Kemenristek Brin ini sudah saatnya dilakukan produksi dan kami sudah memiliki mitra produksi yakni CV. Asia Teknik yang dinilai layak untuk membantu produksi alat ini.” ujar Helmi, Dekan FTII ITTelkom Surabaya.
Kedatangan BPK ini tidak hanya mengaudit keuangan Kementristek Brin tahun 2020 dimana ITTelkom Surabaya juga menjadi salah satu penerima program hibah inovasi dan Ideaton dari Kemenristek Brin. Namun juga memeriksa sejauh mana Crane Pemulasaran jenazah itu sendiri mulai dari bagaimana dana pembuatannya, proses pembuatan dan perkembangannya serta bagaimana inovasi itu berlanjut ke depannya.
“Monggo silahkan kami disini membutuhkan masukan karena kami disini untuk memeriksa Kemenristek Brin. Jadi jika ada masukan dan saran ataupun kendala yang dialami dalam proses hibah inovasi ini yang dialami rekan-rekan kami juga bisa sampaikan ke Kemenristek Brin. Karena sebenarnya tujuan dari program Kemenristek Brin ini adalah bagaimana seluruh inovasi anak bangsa bisa disentralisasi di Ristek Brin sehingga tidak lari kemana-mana sehingga terpusat dan terkontrol.” tambah Guntur.
Di dalam perkembangannya, Crane Pemulasaran Jenazah sudah dilakukan selama 3 kali perbaruan; versi 1.0, versi 2.0 dan versi 3.0 dan sejauh ini, Crane Pemulasaran jenazah sudah memiliki hak paten dan siap untuk masuk dalam rumah produksi dan diproduksi secara massal agar dapat memudahkan para petugas dalam melakukan proses pemulasaran jenazah Covid-19.