Monitoring dan Evaluasi Program Bakti Inovasi Kerjasama Kementristek Brin dan ITTelkom Surabaya

Monitoring dan Evaluasi Program Bakti Inovasi Kerjasama Kementristek Brin dan ITTelkom Surabaya

Bertempat di kampus ITTelkom Surabaya, monitoring dan evaluasi (Monev) sebagai instrumen kendali kegiatan pembangunan dilaksanakan pada Selasa, 29 Desember 2020 untuk membahas hasil kerjasama bakti inovasi antara Kemenristek Brin dengan ITTelkom Surabaya. Lebih khususnya pembahasan monev mengenai alat inovasi Crane Pemulasaran Jenazah yang merupakan hasil dari dana hibah program bakti inovasi.

“Berangkat dari melihat permasalahan begitu beratnya petugas dalam proses pemakaman jenazah dimasa pandemi Covid-19, serta dukungan riset yang kami adakan juga di TPU Keputih Surabaya dimana dalam satu hari saja ada sampai 5 kali prosesi pemakaman jenazah, maka terciptalah alat ini.” Jelas Helmi, Dekan FTII ITTelkom Surabaya.

Crane pemulasaran jenazah sudah melalui tiga kali pembaharuan dari versi 1.0 hingga 3.0 untuk memperoleh model paling ideal dan paling tepat untuk dijalankan. Dihadiri oleh sejumlah perwakilan Kemenristek Brin, Wakil Rektor hingga peneliti ITTelkom Surabaya serta dari pihak industri, Bahran selaku perwakilan Kemenristek Brin menjelaskan:

“Monev ini diadakan untuk mencaritahu bagaimana respon masyarakat terhadap adanya inovasi alat ini. Kami juga sudah melihat dan Crane ini sudah user friendly, ini hebat karena ITTelkom Surabaya sudah memiliki mitra produksi juga. Kami berharap segera dipatenkan dan bermanfaat bagi masyarakat dengan memperhitungkan juga mengenai cost & benefit sehingga bisa langsung ke rumah produksi.”

Sehubungan dengan pengadaan massal melalui rumah produksi, Yufi selaku pihak industri menjelaskan “Kami siap memproduksi secara masal dimana sejauh ini dalam satu bulan dapat memproduksi 15-20 alat. Kami juga mendapatkan banyak permintaan dimana rata-rata pihak rumah sakit berharap dapat produk inovasi ini.”

Mendorong produksi secara masal, perwakilan Kemenristek Brin menjelaskan bahwa ada insentif untuk inovasi industri sehingga alat inovasi dari institusi ke industri bisa didorong untuk diproduksi secara massal setelah dilakukan uji coba dan lain-lain. Di sisi lain, uji coba telah dilakukan dengan melakukan uji beban menggunakan besi. Rencana ke depannya material akan menggunakan bahan alumunium untuk meringankan beban dorong dan lain sebagainya.

Berdasarkan dana hibah yang diberikan telah dibuat empat Crane Pemulasaran Jenazah versi 3.0 dimana semuanya sudah didistribusikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, “Pendistribusian sendiri sudah tersalurkan ke satu alat ke Pemkot dan 4 alat ke Rumah Sakit. Pendistribusian akan dilakukan di bulan Januari 2021, rumah sakit sendiri yakni RSUD Soetomo, RS 5Unair, RS Islam Surabaya dan RSUD Saiful Anwar Malang.” ujar Tya selaku LPPM ITTelkom Surabaya.

Di akhir Monev, perwakilan Kemenristek Brin sekali lagi menekankan untuk mengurus hak paten terhadap alat inovasi ini.

“Nanti patennya diurus, kemudian bisa digunakan oleh pemerintah sehingga nantinya tidak akan diklaim oleh luar negeri. Pengembangan pada produk juga harus dilakukan integrasi sehingga tidak hanya dalam proses penguburan saja namun juga dikembangkan dari proses pengangkatan dari rumah sakit ke ambulan.” jelas Dian.