Cepatnya penyebaran virus COVID-19 di Indonesia membuat seluruh masyarakat was-was. Bagaimana tidak, hanya dengan berbincang dan bertatap muka dengan orang yang terkena COVID-19 saja, kita sudah tertular. Saat ini di Indonesia, sudah ada sekitar 2.273 orang terkena COVID-19, setiap hari jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Tetapi ada juga cara agar terhindar dari serangan COVID-19 yaitu mencuci tangan selama 20detik dengan air mengalir, selalu menggunakan masker dan sedia handsinitizer pada setiap aktivitas yang dilakukan agar mengurangi resiko terkena virus COVID-19. Selain itu penyemprotan cairan disinfektan di dalam ruangan merupakan salah satu cara yang efektif supaya virus yang menempel di tubuh bisa mati.
Dua minggu yang lalu, tepatnya pertengahan bulan Maret, Walikota Surabaya (Tri Rismaharini) meminta Rektor Institut Teknologi Telkom Surabaya untuk membuatkan ruangan dimana ruangan itu cukup untuk 1 orang yang disemprotkan cairan disinfektan. Dengan harapan, dapat mengurangi masyarakat virus COVID-19, khususnya masyarakat di Surabaya. Setelah dibuat dan berhasil diujicoba, terdapat beberapa pihak yang tertarik dengan alat tersebut. Hal tersebut membuat Rektor ITTelkom Surabaya memutuskan untuk memproduksi alat yang diberi nama sterilization chamber dan sterilization tunnel.
Beberapa pihak yang tertarik tersebut adalah Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) dan POLDA JATIM. Mereka telah memesan sejumlah 2 buah Sterilization Tunnel yang nantinya digunakan untuk pegawai POLDA dan pengunjung LAPAS. Kedua alat tersebut telah selesai diproduksi pada tanggal 26 Maret 2020 di kampus ITTelkom Surabaya. Lalu, pada Hari Jumat tanggal 27 Maret 2020 pihak POLDA JATIM yang diwakili oleh bapak Iswantoro datang ke kampus ITTelkom Surabaya untuk melakukan serah terima alat Sterilization Tunnel dengan pihak ITTelkom Surabaya yang diwakilkan oleh bapak Wahyu Andy selaku ketua LPPM (Lembaga Penilitan dan Pengabdian Masyarakat). Pada Hari Selasa 31 Maret 2020, perwakilan pihak LAPAS (bapak Budi) datang ke kampus ITTelkom Surabaya untuk melakukan serah terima alat Sterilization Tunnel dengan pihak ITTelkom Surabaya yang diwakili oleh bapak Helmy selaku Ketua Proyek Sterilization.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak POLDA, keputusan mereka untuk memesan alat tersebut adalah untuk mencegah penyebaran virus COVID-19 di lingkungan kerja POLDA terutama anggota mereka telah usai melakukan dinas luar. Selain itu mereka juga tertarik dengan produk ini karena alat ini memiliki bentuk yang sederhana dan mudah perawatannya, namun memiliki manfaat yang luar biasa di tengah pandemik ini.
POLDA dan LAPAS mengetahui dan tertarik dengan alat ini, setelah berita demonstari Sterilization Chamber dan Tunnel di rumah Dinas Walikota Surabaya viral diberbagai media cetak, online, Televisi, dan media sosial.