Journalism of ITTelkom Surabaya.- Inovasi dan kreatifitas adalah kata kunci di era revolusi industri 4.0. Seluruh organisasi maupun individu diharapkan dapat berinovasi dengan kreatif dalam menghadapi persaingan segala bidang baik lokal maupun global. Khususnya bagi kita si ‘generasi milenial’. Banyak jalan yang bisa ditempuh dalam mewujudkan ide yang inovatif dan kreatif. Salah satunya melalui PROVETION 2019 (Product Design and Development Competition). Kompetisi tingkat perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh PDMA (Product Development and Management Association) Indonesia dan bekerjasama dengan Telkom University. Mengangkat tema “Small Medium Enterprise towards Industry 4.0” yang diharapkan dapat memberi solusi untuk membantu UKM di Indonesia dalam persaingan industri 4.0.
Sebut saja Edriand, Bonnie, dan Daffa. Tiga mahasiswa Institut Teknologi Telkom Surabaya dari prodi Sistem Informasi sebagai salah satu partisipan yang tertarik mengikuti PROVETION 2019. Fenomena kegagalan (di tengah maupun di awal) saat merintis startup menjadi latar belakang mereka dalam mengikuti kompetisi ini dan membawa ‘CETUS’ sebagai solusi.
Berangkat dari Surabaya ke Telkom University, Bandung, tentunya ide yang mereka bawa tidak kaleng-kaleng. Berbagai pertimbangan dan perdebatan dalam pemilihan ide telah dipikirkan secara matang pastinya. ‘CETUS’ sendiri adalah nama yang digagas oleh Edriand. Berasal dari kata ‘pencetus’ dan ‘chat us’ yang diharapkan dapat menjadi software pencetus forum konsultasi bisnis berbasis aplikasi untuk para pendiri startup. Keinginan untuk membantu memajukan startup dalam bersaing di kancah nasional maupun internasional menjadi alasan dalam pemilihan ide.
Saat ditanya mengenai sumber inspirasi ide, jawaban sederhana diberikan oleh Edriand, “Ide kami tuh sebenarnya menyesuaikan dari tema. Temanya apa, kita sesuaikan. Waktu itu tema yang kita dapat membantu Startup dalam persaingan revolusi industri 4.0 menggunakan teknologi. Darisana, kita bikin pemikiran dasar yang memunculkan pemikiran untuk membuat aplikasi yang membantu Startup yang baru berdiri agar mereka bisa bersaing”. ‘Startup dalam startup’ adalah sebutan unik yang mereka berikan untuk menjelaskan ide tersebut secara singkat.
Sebelum meraih posisi 10 besar, proses yang panjang tentu mereka lewati. Dari proses diskusi, pembuatan dan revisi jurnal, pembuatan konsep aplikasi, hingga akhirnya presentasi dihadapan dewan juri. “Tetaplah semangat, carilah jalan untuk bisa membantu orang lain dengan cara yang kau pilih, entah itu kehidupan membuatmu terpuruk atau bangkit, jalani saja dengan semangat untuk berinovasi” adalah pesan yang mereka sampaikan untuk para pejuang kompetisi diluar sana. (Desember 2019, Bian/Iren)