Terapkan Kurikulum Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, ITTelkom Surabaya Adakan Workshop Penyusunan Kurikulum OBE
ITTelkom Surabaya pada Kamis 27 Mei 2021 menggelar workshop pengembangan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Mengacu pada amanat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makariem mengenai sebuah program yang memungkinkan mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil secara bebas, memungkinkan seorang mahasiswa untuk mendapatkan hak belajar tiga semester di luar program studi untuk meningkatkan kompetensi lulusan baik soft skills dan hard skills.
“Mau tidak mau kurikulum kita harus mengikuti kurikulum indovision yang mengglobal sebagaimana kampus-kampus di luar negeri. Sebelum masa pandemic kita mendengar isu industri 4.0 dan kurikulum pendidikan kita kembangkan ke arah sana. Jadi jika ada industri 4.0 maka ada pula Pendidikan 4.0.” jelas Syamsul Arifin, pemateri dalam workshop ini sekaligus ahli kurikulum dan pembelajaran (Akademik, Vokasi, Profesi dan LPTK) Direktorat Pembelajaran & Kemahasiswaan Kemenristek Dikti.
Mengacu pada Pendidikan 4.0 yang dimaksud terdiri dari: personalized learning; learning experience; capability & values-based; curriculum flexible & adapted; connected, big data & AI, IoT; Digitalized, virtual, smart classrooms; gamification, augmented & virtual reality; reorientation/reconstruction curriculum (OBE approach); 21st century skills (4Cs) & the industry 4.0/5.0 skills; learning resources (multisided platoform & OER); Literasi data; literasi teknologi; literasi manusia; physical infrastructure & technology in education (smart classroom, VR, AR); dan QA (Budaya Mutu) (Akreditasi nasional & internasional).
“Di dalam pembuatan kurikulum ini pun harus memperhatikan prinsip OBE yakni clarity of focus on culminating exit outcomes of significance, expanded opportunities and support for learning success. High expectations for all to succeed (on HOIS levels). Design down from your ultimate.” imbuh Syamsul Arifin.
OBE sendiri adalah pendekatan dalam sistem pendidikan dengan fokus yang jelas dan mengatur segala sesuatu dalam sistem pendidikan sehingga kemampuan apa yang penting bagi mahasiswa dapat dilakukan pada akhir pengalaman belajar mereka. Kembali lagi pada inti workshop, sebelumnya kampus merdeka sendiri merupakan program untuk menyiapkan mahasiswa menjadi sarjana yang tangguh, relevan dengan kebutuhan zaman, dan siap menjadi pemimpin dengan semangat kebangsaan yang tinggi. Untuk mencapai hal ini maka perlu kurikulum yang sesuai, dalam pembuatannya maka beberapa hal yang harus diperhatikan sebagai relaksasi kurikulum, antara lain:
- Flexible & adapted: menerima perubahan baru, paradigma baru dan secara periodik dilakukan audit.
- Inter, multi & transdisiplin: dalam menjalankan tridarma (Pendidikan, penelitian dan PkM). Transdisiplin sendiri yakni menggabungkan yang ada di keprodian itu dengan ilmu-ilmu lain yang ada di sekitar keprodian itu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ada di masyarakat.
- Theory building; complex problem solving: sajikan masalah real di lapangan bukan hanya teori saja jadi mahasiswa yang kerja terbiasa mengatasi permasalahan.
- Dosen penggerak: menfasilitasi & menginspirasi mahasiswa belajar.
- Materi & media belajar terbuka: materi yang dapat digunakan bersama dan dijamin bersama kebaruannya (OER).