Surabaya, Februari 2023 – Chatbot berbasis teknologi artificial intelligence (kecerdasan buatan) yang dapat melakukan interaksi percakapan dengan penggunanya secara canggih atau disebut ChatGPT. Dia dapat memberikan jawaban yang luwes ketika pengguna mengirimkan pertanyaan atau perintah untuk membuat sesuatu dalam bentuk teks. ChatGPT termasuk kategori AI teks generatif, yang memiliki kemampuan menghasilkan kalimat, paragraf, hingga artikel. AI ini dapat membuat artikel marketing, cerita pendek, puisi, hingga membantu menulis kode. Keunggulan lain dari AI teks generatif lain adalah kemampuan membangun percakapan. Jawaban dari ChatGPT berhubungan dengan kalimat prompt sebelumnya. Penggunaan chatbot berteknologi kecerdasan buatan (AI) ini telah mengundang pertentangan di dunia pendidikan sebab dikhawatirkan akan menimbulkan sikap tidak jujur pada pelajar.
Di Amerika Serika kecerdasan buatan ChatGPT berhasil menyelesaikan pertanyaan ujian sarjana sekolah hukum Jonathan Choi, profesor hukum dari Minnesota University Law School, mencoba menguji ChatGPT bersama dengan mahasiswanya. Ujiannya berisi 95 soal pilihan ganda dan 12 pertanyaan esai. AI buatan OpenAI itu secara mengejutkan memperoleh skor C+ dalam tes tersebut. Meski lolos, ChatGPT masuk peringkat paling bawah di kelas dan banyak gagal menjawab pertanyaan matematika di pilihan ganda. Namun AI tersebut disebutnya sering kesulitan menemukan masalah saat diberi petunjuk terbuka, keterampilan inti dalam ujian sekolah hukum. Hal ini menunjukan ChatGPT saat ini belum sepenuhnya dapat digunakan karena masih memiliki keterbatasan.
Begitu juga dengan menjawab soal SNBT untuk tes masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang berfokus pada kemampuan penalaran dan pemecahan masalah. ChatGPT mungkin bisa saja memberikan penjelasan yang baik dalam menjawab pertanyaan Tes Potensi Skolastik (TPS), Literasi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Namun akan kesulitan menjawab soal Matematika karena alat ini hanya bisa mengerjakan soal matematika sederhana dan belum mampu memberikan analisis proses yang lebih rumit.
Dari pemaparan di atas menunjukan mampu mengerjakan soal namun masih memiliki keterbatasan dan mustahil melampaui pendidikan tinggi, banyak orang telah berupaya untuk mencegah penyalahgunaan chatbot di lembaga pendidikan karena akan menimbulkan ketidakjujuran.