Surabaya, September 2025 – Dalam beberapa dekade terakhir, istilah big data makin sering terdengar, baik di ruang bisnis, teknologi, maupun pemerintahan. Istilah ini merujuk pada kumpulan data yang sangat besar, kompleks, dan terus bertambah hingga sulit dikelola dengan cara-cara tradisional. Untuk memahami apa itu big data, para ahli biasanya merujuk pada tiga konsep utama yang dikenal sebagai 3V: volume, variety, dan velocity. Tiga aspek inilah yang membuat big data mampu mengubah cara dunia bekerja.
Volume menggambarkan jumlah data yang dihasilkan setiap detik. Di era digital, data hadir dari segala arah: perangkat pintar, media sosial, transaksi online, hingga sensor Internet of Things (IoT). Setiap aktivitas sederhana—mengirim pesan, melakukan pembayaran digital, atau menonton video di internet, melahirkan data baru.
Ledakan data dalam jumlah masif ini menimbulkan tantangan besar: bagaimana cara menyimpan, mengolah, dan menganalisisnya? Namun, di balik tantangan tersebut, tersimpan peluang berharga. Dari data yang melimpah, perusahaan bisa menemukan pola perilaku konsumen, memprediksi tren pasar, bahkan membaca dinamika sosial dengan lebih tajam.
Data hari ini tidak lagi terbatas pada angka dan teks dalam tabel. Foto, video, rekaman audio, hingga data sensor dari perangkat pintar menjadi bagian dari keragaman data atau yang disebut variety.
Keunggulan big data ada pada kemampuannya menggabungkan berbagai bentuk informasi. Dalam kesehatan, misalnya, catatan medis pasien dapat dipadukan dengan data dari wearable device untuk memantau kondisi pasien secara real-time. Di dunia bisnis, ulasan pelanggan di media sosial bisa dianalisis bersamaan dengan data penjualan untuk menyusun strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran.
Aspek terakhir adalah velocity, yakni kecepatan data dihasilkan, diproses, dan dianalisis. Di era digital, aliran data bergerak dalam hitungan detik, bahkan milidetik.
Inilah yang membuat big data berbeda. Data yang cepat hanya berguna jika bisa diproses dengan kecepatan serupa. Industri keuangan menggunakannya untuk mendeteksi penipuan transaksi secara real-time, sementara aplikasi peta digital memanfaatkan data lalu lintas terkini agar pengguna bisa memilih rute terbaik.
Perpaduan volume, variety, dan velocity menjadikan big data sebagai motor penggerak inovasi. Dunia bisnis bisa mengenali kebutuhan pelanggan dengan lebih baik dan merancang produk sesuai permintaan pasar. Bidang kesehatan memanfaatkan big data untuk mempercepat riset obat dan meningkatkan akurasi diagnosis. Pemerintah pun menggunakannya untuk merumuskan kebijakan publik berbasis data riil dari masyarakat.
Dampak big data juga terasa di kehidupan sehari-hari. Dari cara kita berbelanja, bepergian, hingga mengakses informasi, data kini menjadi penghubung utama yang memengaruhi hampir semua aspek hidup manusia.
Meski menjanjikan banyak peluang, big data juga menyimpan tantangan besar. Privasi, keamanan, dan etika penggunaan data menjadi isu yang semakin krusial. Semakin banyak data dikumpulkan, semakin tinggi pula risiko penyalahgunaan. Karena itu, regulasi dan teknologi keamanan terus dikembangkan untuk melindungi kepentingan individu maupun organisasi.
Ke depan, dengan dukungan kecerdasan buatan dan komputasi awan, pemanfaatan big data akan semakin luas. Dunia akan semakin bergantung pada data untuk mengambil keputusan yang cepat, akurat, dan berkelanjutan.
Big data dengan tiga pilar utamanya: volume, variety, dan velocity. Telah membawa perubahan besar dalam cara manusia memahami dan merespons dunia. Dari bisnis hingga kesehatan, dari kebijakan pemerintah hingga aktivitas pribadi, data menjadi fondasi baru dalam kehidupan modern. Tantangan tentu tidak bisa diabaikan, tetapi potensi yang ditawarkan membuat big data menjadi salah satu kekuatan utama dalam membentuk masa depan umat manusia.
Penulis: Fujiyama / Foto: Pexels