Surabaya, Juli 2023 – Di era digital yang semakin maju ini, transformasi sistem informasi telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam hal sistem pembayaran. Pergeseran dari sistem pembayaran tunai ke sistem pembayaran tanpa uang tunai, yang dikenal sebagai “cashless society,” menjadi fenomena yang signifikan. Di dalam konteks ini, mahasiswa sebagai kelompok aktif dalam penggunaan teknologi turut terpengaruh oleh revolusi sistem informasi yang terjadi.
Namun, untuk membuat artikel ini lebih menarik, mari kita jelajahi manfaat yang lebih mendalam yang diperoleh mahasiswa dalam mengadopsi cashless society serta bagaimana mereka dapat menghadapi risikonya.
Kemudahan dan kenyamanan menjadi salah satu keuntungan utama bagi mahasiswa dalam menggunakan sistem pembayaran digital. Mahasiswa tidak perlu lagi membawa uang tunai dalam jumlah besar yang rawan hilang atau dicuri. Dengan menggunakan metode pembayaran digital seperti e-wallet, mahasiswa dapat melakukan pembayaran dengan mudah di berbagai tempat, mulai dari kampus, tempat makan, hingga toko online. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), cashless society memberikan kenyamanan dan fleksibilitas dalam melakukan transaksi, yang sangat berharga bagi mahasiswa yang memiliki mobilitas tinggi.
Tidak hanya itu, cashless society juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengelola keuangan mereka dengan lebih baik. Melalui penggunaan metode pembayaran digital, mahasiswa dapat melacak pengeluaran mereka dengan lebih terperinci dan memantau keuangan secara real-time. Hal ini membantu mereka dalam merencanakan anggaran, mengontrol pengeluaran, dan membangun kebiasaan keuangan yang sehat, sebagaimana yang disebutkan dalam artikel yang diterbitkan oleh Ajaib.co.id.
Indonesia sendiri memiliki beberapa layanan e-wallet populer. GoPay, OVO, dan Dana merupakan contoh e-wallet yang banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia, termasuk mahasiswa. Mahasiswa dapat memanfaatkan e-wallet ini untuk melakukan pembayaran di berbagai tempat, mulai dari toko-toko di sekitar kampus hingga tempat-tempat wisata. Tren penggunaan e-wallet di Indonesia, sebagaimana yang dilaporkan oleh iPrice Insights pada tahun 2020, memberikan gambaran tentang sejauh mana pengaruhnya terhadap kehidupan mahasiswa.
Salah satu inovasi yang menarik dalam perjalanan menuju cashless society adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). QRIS merupakan standar pembayaran berbasis kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia. QRIS memungkinkan transaksi pembayaran yang mudah dan cepat hanya dengan menggunakan ponsel pintar. Melalui QRIS, mahasiswa dapat membayar di berbagai tempat dengan menggunakan aplikasi e-wallet yang kompatibel dengan QRIS, seperti Gopay, OVO, Dana, dan LinkAja. Implementasi QRIS di Indonesia terus berkembang dan telah mendukung pertumbuhan ekonomi digital, seperti yang diungkapkan oleh situs resmi QRIS.
Meskipun cashless society menawarkan banyak manfaat, perlu diakui bahwa terdapat beberapa perdebatan mengenai penggunaan sistem pembayaran ini. Berkeluarga.id dalam salah satu artikelnya membahas perbedaan antara pembayaran tunai dan non-tunai secara detail. Walaupun sistem pembayaran digital memberikan kemudahan dan kepraktisan, pengguna juga perlu waspada terhadap potensi risiko keamanan seperti kebocoran data atau penipuan online.
Di dalam konteks ini, penting bagi mahasiswa untuk menggunakan sistem pembayaran digital dengan bijak dan hati-hati. Keterampilan literasi keuangan perlu diperkuat agar mereka dapat memahami dan mengelola risiko yang terkait dengan penggunaan pembayaran digital. Pendidikan mengenai manajemen keuangan, pengelolaan data pribadi, dan keamanan siber harus menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam artikel dari CSEFB Journal, pemahaman yang kuat tentang literasi keuangan membantu mahasiswa dalam menjalani kehidupan di era cashless society dengan lebih baik.
Dengan adanya revolusi sistem informasi yang membawa masyarakat ke era cashless society, mahasiswa memiliki kesempatan untuk memanfaatkannya secara bijak. Mahasiswa dapat menggunakan teknologi untuk mempermudah dan meningkatkan efisiensi kegiatan sehari-hari mereka, termasuk dalam hal pembayaran. Namun, mereka juga perlu tetap waspada terhadap risiko keamanan dan terus meningkatkan pemahaman mereka tentang literasi keuangan.
Di dalam menjalani kehidupan di era cashless society, mahasiswa memiliki kesempatan untuk terus belajar dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan dunia digital yang terus berkembang. Dengan memanfaatkan keuntungan dari peralihan ini, seperti kemudahan, kenyamanan, efisiensi, dan pengelolaan keuangan yang lebih baik, mahasiswa dapat menjadi generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri.