Pada bulan Maret yang lalu, ITTelkom Surabaya sedang dibicarakan oleh banyak kalangan baik di kalangan masyarakat maupun di media online terkait inovasi yang dibuat ditengah pandemi COVID-19 yakni Sterilization Chamber atau ruang sterilisasi. Prinsip utama dari ruang sterilisasi ini adalah menyemprotkan uap desinfektan ke seluruh tubuh seseorang sehingga terbebas dari virus/bakteri atau kuman. Seseorang yang keluar dari ruang sterilisasi ini diharapkan telah terbebas dari kuman sehingga tidak akan menularkan atau menyebarkan kepada pihak lain. Alat yang memiliki ketinggian kurang lebih 2 meter ini memiliki kelebihan, yaitu mampu membunuh virus yang menempel pada seluruh bagian tubuh manusia, sementara cuci tangan hanya mampu membunuh virus yang ada di tangan. Dengan demikian peluang seseorang untuk menyebarkan virus menjadi lebih kecil setelah keluar dari ruang sterilisasi.
Meskipun penyemprotan cairan desinfektan di tubuh manusia sudah dilarang oleh WHO karena cairan desinfektan berbahaya untuk kulit manusia, tetapi dosen dan mahasiswa ITTelkom Surabaya telah memodifikasi alat ini khusus diperuntukkan oleh tenaga medis. Sterilization chamber khusus untuk tenaga medis ini bekerja sebagai alat mensterilkan pakaian APD dengan penambahan bantuan mesin vakum. APD yang telah dikenakan tenaga medis beresiko terpapar virus dari interaksi antara anggota tubuh pasien dengan pakaian APD. Terpaparnya virus saat pakaian APD ini menjadi bahaya saat tangan bersentuhan langsung dengan pakaian APD yang telah digunakan karena tanpa sadar virus akan menempel ke tangan tenaga medis itu. Hal tersebut menjadi penyebab tenaga medis yang terkena virus COVID-19 padahal mereka telah lengkap mengenakan pakaian APD sebagai alat standart menangani COVID-19.
Sama seperti sterilization chamber versi sebelumnya, cara kerja alat ini yakni tenaga medis yang masuk ke dalam bilik sterilisasi dengan pakaian APD nya akan disemprotkan uap desinfektan ke seluruh tubuhnya kurng lebih selama 30 detik agar uap bisa menempel ke pakaian APD nya secara merata. Namun, ada alat tambahan pada chamber versi terbaru, yaitu mesin vakum yang berfungsi sebagai penyedot udara di dalam bilik saat tenaga medis telah selesai disemprot dengan uap desinfektan. Tenaga medis dapat keluar dari bilik setelah selesai divakum dan dalam keadaan kering. Tim pengembang chamber mengungkapkan jika penyemprotan uap desinfektan ke tenaga medis saja tidak cukup, perlu ditambah alat vakum agar virus yang menempel bisa disedot dengan alat vakum tersebut.
Saat ini, alat tersebut sudah selesai dikerjakan dan rencana sterilization chamber khusus untuk tenaga medis ini juga akan dipresentasikan ke Walikota Surabaya. Dengan demikian, harapan hadirnya sterilization chamber khusus tenaga medis ini bisa mengurangi dampak tenaga medis terkena virus COVID-19, khususnya di Kota Surabaya.