Jam Koma Gen Z: Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya

Surabaya, Oktober 2024 – Lagi-lagi ada istilah baru yang kembali viral di kalangan anak muda, utamanya mereka yang merupakan generazi Z atau gen Z. Jika sebelumnya ada banyak sekali tren yang muncul mulai dari sebutan generasi strawberry, gaya kerja quiet quitting, skena, hingga kebangkitan gaya retro dan vintage. Kali ini muncul pula istilah ‘jam koma’. Lalu apa itu jam koma gen z yang baru-baru ini makin viral?

Fenomena ‘jam koma’ semakin sering diperbincangkan di kalangan Gen Z. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana seseorang merasa sangat lelah, tidak bertenaga, bahkan sulit untuk fokus dan beraktivitas, biasanya terjadi pada waktu-waktu tertentu di siang atau sore hari.

Jam koma kerap dianggap sebagai bentuk kelelahan mental dan fisik yang muncul setelah serangkaian aktivitas intens atau pola hidup yang tidak seimbang. Hal ini muncul untuk menyebutkan keadaan dimana tubuh dan otak tidak sinkron. Ada banyak sekali video yang beredar yang menggambarkan bagaimana ‘jam koma’ ini terjadi.

Penyebab Terjadinya “Jam Koma” pada Gen Z

Fenomena dimana tubuh mengalami kelelahan fisik yang luar biasa namun otak masih dipaksa aktif dan tidak berhenti menggambarkan keadaan yang tidak sinkron tersebut. Akibatnya orang yang yang mengalami ‘jam koma’ akan kehilangan fokus.

Lalu apa penyebabnya?

Berikut adalah beberapa penyebab yang menimbulkan ‘jam koma’ itu sendiri, antara lain:

1. Kurang Tidur

Gen Z sering kali terjebak dalam pola tidur yang tidak teratur, baik karena aktivitas sekolah, kuliah, atau pekerjaan yang padat, hingga kebiasaan begadang untuk menonton serial, bermain game, atau berselancar di media sosial. Hal ini menyebabkan tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup, memicu kelelahan di tengah hari.

2. Penggunaan Gadget Berlebihan

Aktivitas digital, seperti bermain media sosial atau bekerja di depan layar dalam waktu lama, juga menjadi salah satu penyebab utama jam koma. Radiasi dari layar gawai dan komputer dapat mengganggu konsentrasi dan menguras energi mental.

3. Gaya Hidup Tidak Sehat

Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya olahraga juga berkontribusi pada kondisi ini. Gen Z yang sering mengonsumsi makanan cepat saji atau minuman berkafein tinggi bisa mengalami penurunan energi mendadak setelah efek sementara dari kafein atau gula tersebut hilang.

4. Stres dan Kecemasan

Tuntutan akademik, pekerjaan, hingga ekspektasi sosial di media digital menyebabkan stres yang tinggi bagi Gen Z. Stres yang berkepanjangan bisa membuat tubuh dan pikiran lelah, sehingga mengalami jam koma di tengah hari.

Ciri-Ciri Orang yang Mengalami “Jam Koma”

1. Rasa Lelah Berlebihan

Orang yang mengalami jam koma merasa sangat lelah secara mendadak, meski mungkin baru melakukan sedikit aktivitas. Lelah ini tidak hanya fisik, tetapi juga mental.

2. Sulit Fokus

Konsentrasi menurun drastis, bahkan untuk tugas sederhana sekalipun. Pekerjaan yang biasanya mudah dikerjakan menjadi lebih sulit.

3. Mood Berubah Drastis

Jam koma sering kali memengaruhi suasana hati, membuat seseorang mudah tersinggung, cemas, atau merasa tidak nyaman tanpa alasan yang jelas.

4. Pembicaraan yang Tidak Nyambung dalam Percakapan

Seseorang yang mengalami jam koma kerap kali ketika orang lain mengajaknya mengobrol, dia akan menunjukkan seolah-olah mendengarkan, namun jawaban yang diberikan justru tidak nyambung dengan percakapan atau pertanyaan yang dilontarkan. Hal ini bisa terjadi karena otak mereka sudah merasa sangat kewalahan sehingga susah memproses informasi dengan baik.

Cara Mengatasi “Jam Koma”

1. Tidur yang Cukup dan Teratur

Salah satu cara paling efektif untuk mengatasi jam koma adalah menjaga pola tidur yang sehat, dengan tidur minimal 7-8 jam setiap malam dan menghindari begadang. Tidur siang yang singkat (sekitar 15-30 menit) juga bisa membantu memulihkan energi.

2. Kurangi Penggunaan Gadget

Membatasi waktu layar, terutama sebelum tidur, sangat penting untuk membantu otak beristirahat. Batasi paparan sinar biru dari gawai dan lakukan “digital detox” secara berkala untuk mengurangi stres digital.

3. Konsumsi Makanan Sehat

Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang dapat memberikan energi yang stabil sepanjang hari. Hindari makanan dan minuman tinggi gula serta kafein yang bisa menyebabkan penurunan energi setelah efeknya hilang.

4. Olahraga Teratur

Melakukan aktivitas fisik, bahkan yang sederhana seperti berjalan kaki atau stretching, dapat meningkatkan energi dan menjaga kebugaran tubuh, sehingga risiko mengalami jam koma dapat berkurang.

5. Kelola Stres dengan Baik

Praktik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau sekadar mengambil waktu istirahat di tengah kesibukan bisa membantu mengelola stres. Dengan pikiran yang lebih tenang, energi pun bisa lebih stabil.

Meskipun demikian, fenomena ini cukup wajar terjadi di era digital yang serba cepat. Dengan mengidentifikasi penyebabnya dan menerapkan gaya hidup yang lebih sehat serta seimbang, kondisi ini bisa diatasi. Kesehatan mental dan fisik harus tetap menjadi prioritas agar kita bisa menjalani hari-hari dengan energi yang optimal.

Penulis: Fujiyama / Foto: Dokumentasi Public Relations