ITTelkom Surabaya kembali mengirimkan hasil inovasinya ke Pemerintah Kota Surabaya untuk yang kali ketiga. Alat bantuan tersebut digunakan untuk mengatasi COVID-19 ke Pemkot Surabaya. Pada kesempatan ini, 4 alat ditunjukkan dan terdiri dari Alat Crane Pemulasaraan Jenazah COVID-19, Robot Service “ROSE”, Sterilization Chamber khusus APD, serta Mobil Fin Komodo penyemprot desinfektan. Rektor ITTelkom Surabaya menegaskan bahwa rencana alat ini akan di demonstrasikan ke media dan bu risma dan diserahkan ke Pemkot Surabaya.
“Kita hari ini membawa 4 alat yang akan ditunjukkan ke bu risma, rencana 3 unit ini akan diserahkan hari ini.” Ujar Pak Rektor
Keempat alat tersebut memiliki fungsi berbeda-beda. Crane Pemulasaraan Jenazah COVID-19 yang berfungsi sebagai alat bantu tenaga medis untuk memakamkan jenazah COVID-19. Robot Service “ROSE” berfungsi sebagai alat pengantar logistik ke pasien yang dilengkapi dengan kamera 360 tanpa harus bertatap muka. Bilik Sterilisasi atau Sterilization Chamber yang berfungsi sebagai alat penetralisir virus pakaian APD oleh tenaga medis. Mobil Fin Komodo penyemprot desinfektan ini berfungsi sebagai alat penyemprot desinfektan ke jalan sempit atau gang sempit.
Semua alat tersebut memang dikhususkan membantu tim medis dalam menangani COVID-19 dan sudah dilihat langsung oleh Risma selaku Walikota Surabaya. Pada kesempatan kali ini, Risma menyambut dan gembira karena apa yang diinginkannya dalam menangani covid terkabulkan. Beliau sempat memikirkan tentang alat yang dibuat oleh tim dari ITTelkom Surabaya (Sterilization Chamber khusus APD), karena selama ini tenaga medis sudah memakai APD lengkap dan tertutup, tetapi tetap saja bisa terpapar. Beliau juga mengatakan bahwa virus yang menempel bisa berasal dari mana saja seperti pakaian APD, karena bisa jadi mereka yang telah melakukan kontak fisik dengan pasien postif, virus akan menempel di pakaian yang mereka kenakan.
“Makanya saya kalau selesai bekerja dan memakai baju saya semprotkan karena kenapa percuma kita cuci tangan tetapi baju kita tidak dibersihkan jadi virus bisa menempel ke baju kita pakai,” Ujar Risma.
Di akhir demontrasi, Bu Risma mengucapkan terima kasih banyak kepada ITTelkom Surabaya yang selalu membantu Pemerintah Kota Surabaya dalam menangani virus ini dan beliau memberikan pesan agar alat ini segera di hak patenkan dan diresmikan karena beliau takut ada oknum yang menjiplak alat ini lalu mengakui bahwa dia yang telah menciptakan alat tersebut atau sebagai penemu pertama alat ini.
“Indonesia tidak butuh kalian darimana, Indonesia hanya butuh karya, karena dari situ Indonesia bisa hidup, kalau kita berhenti, disitulah berhentinya kehidupan, ada peluang kerja ada juga kesempatan untuk mengembangkan ilmu, kalau kita tidak berkarya disitulah kematian telak.”