Mahasiswa Universitas Telkom Raih Pendanaan Rp140 Juta dari Google atas Inovasi Artificial Intelligence (AI) untuk Bantu Berhenti Merokok

Surabaya, September 2024 – Tiga mahasiswa Universitas Telkom berhasil meraih pendanaan inkubasi sebesar Rp 140 juta setelah melewati kompetisi ketat di tahun 2024 dalam Bangkit Academy. Ivan Sholana, Moch. Andi Divangga Pratama, dan Raihan Romzi Rakhman, yang merupakan mahasiswa Program Studi S1 Informatika, membentuk tim yang sukses menembus persaingan dari 4.650 peserta lainnya yang diumumkan pada Rabu, 17 Juli 2025 lalu.

Bangkit Academy, sebuah program pelatihan teknologi yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang berkolaborasi dengan Google, GoTo, dan Traveloka yang dirancang untuk melahirkan talenta digital berkaliber tinggi melahirkan talenta digital berkaliber tinggi di bidang teknologi. Program ini menjadi platform penting bagi mahasiswa untuk mengembangkan inovasi yang siap bersaing di industri teknologi yang terus berkembang.

Tim yang dipimpin oleh Ivan Sholana tidak hanya terdiri dari mahasiswa Universitas Telkom yaitu Muhammad Andi Divangga dan Raihan Romzi Rakhman, namun juga beranggotakan Clarissa Luna Maheswari, Muhammad Farrih Mahabbataka, dan Nathanael Putra Ganata dari Institut Teknologi Sepuluh November, serta Jasmine Asyifania dari Universitas Brawijaya. Tim lintas universitas ini berhasil meraih posisi lima produk terbaik melalui inovasi mereka, Unsmoke.

Unsmoke adalah produk berbasis teknologi yang dirancang untuk membantu perokok berhenti merokok dengan pendekatan yang interaktif, terpersonalisasi, dan menyenangkan. Menggunakan teknologi AI, Unsmoke menyediakan program berhenti merokok yang disesuaikan dengan kondisi setiap pengguna dan menawarkan solusi yang lebih relevan untuk setiap individu. Setiap fitur Unsmoke dibungkus oleh tampilan antarmuka yang menarik dan ramah pengguna.

Dalam wawancara eksklusif, Ivan Sholana, yang telah ditunjuk sebagai CEO Unsmoke, mengungkapkan latar belakang dan motivasi di balik pengembangan aplikasi Unsmoke. “Keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok itu hanya 4-12% saja, itu kan kecil sekali padahal kerugian akibat merokok itu besar banget,” jelas Ivan. “Dari situ tim coba riset dan ketemu bahwa dukungan dari luar itu sangat berpengaruh ke keberhasilan seseorang untuk berhenti merokok.”

Ivan juga menyoroti pengimplementasian Artificial Intelligence dan Gamifikasi pada program rehabilitasi berhenti merokok. “Setelah kita mengerti bahwa dukungan eksternal itu penting, akhirnya kami mengembangkan Artificial Intelligence untuk memberikan dukungan eksternal tersebut. Nah, kita juga menemukan riset kalau program berhenti merokok yang dikemas seperti game yang kompetitif itu juga dapat meningkatkan keberhasilan berhenti merokok. Akhirnya kita kolaborasikan dan terciptalah program rehabilitasi merokok berbasis Artificial Intelligence yang kami kemas seperti game” tambah Ivan.

Tim Unsmoke sedang mempersiapkan produk terbaik melalui program inkubasi yang sedang berjalan. Dalam proses ini, Unsmoke membentuk tim yang solid untuk mempercepat pengembangan produk yang ditargetkan rilis di akhir tahun 2024. Selain itu, tim Unsmoke juga aktif mendengar pengalaman calon pengguna mengenai perjalanan berhenti merokok mereka guna menciptakan solusi yang benar-benar bisa menjawab kebutuhan mereka. Pasca peluncuran, Unsmoke diharapkan dapat menghilangkan stigma negatif tentang sulitnya berhenti merokok dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Penulis: Fujiyama / Foto: Dokumentasi Public Relations