Surabaya, Mei 2025 – Dewasa ini, dunia kerja dan profesional mengalami perkembangan yang sangat pesat. Banyak sekali aspek-aspek tambahan yang harus diperhatikan seseorang sebelum terjun ke dunia profesional. Dalam kondisi seperti ini, personal branding adalah sebuah keharusan, bukan sekadar pilihan. Banyak lulusan dengan IPK tinggi yang kesulitan bersaing karena kurang dikenal atau tidak memiliki identitas profesional yang kuat. Padahal, masa kuliah adalah saat terbaik untuk mulai membentuk siapa kamu dan ingin dikenal sebagai siapa kamu.
Personal branding bukan hanya soal tampil keren di media sosial. Ini tentang membangun reputasi, menunjukkan nilai, dan menyampaikan pesan diri secara konsisten ke dunia. Semakin awal kamu membangunnya, semakin kuat fondasi yang terbentuk.
Kenali Dirimu: Siapa Kamu dan Apa yang Anda Tawarkan?
Personal branding yang kuat dimulai dari kesadaran diri.
- Apa kekuatan unik yang kamu miliki?
- Nilai apa yang kamu jadikan pegangan hidup?
- Apa yang membuat kamu berbeda dari mahasiswa lain?
Cobalah menjawab pertanyaan ini secara jujur. Jika masih bingung, mintalah feedback dari teman dekat, mentor, atau dosen. Branding yang autentik akan selalu lebih bertahan lama daripada sekadar mengikuti tren.
Tips: Tulis bio singkat tentang diri Anda dalam 1–2 kalimat. Gunakan sebagai dasar untuk LinkedIn, CV, atau portofolio.
Tetapkan Tujuan: Mau Dikenal Sebagai Apa?
Personal branding bukan sekadar “apa adanya”, tapi juga “ingin menjadi apa”.
Misalnya:
- Ingin dikenal sebagai desainer grafis muda yang inovatif?
- Atau sebagai aktivis sosial yang vokal dan berpengaruh?
Dengan arah yang jelas, kamu bisa mulai menyesuaikan aktivitas, proyek, dan komunikasimu sesuai dengan persona yang ingin kamu bentuk.
Bangun Reputasi Lewat Aksi Nyata
Orang percaya pada track record, bukan hanya ucapan. Oleh karena itu, mulai cari peluang untuk menunjukkan kemampuanmu sesuai dengan tujuan yang telah kamu buat sebelumnya.
- Ambil peran penting di organisasi kampus.
- Kerjakan proyek mandiri (misal: membuat e-book, podcast, vlog edukatif).
- Ikut lomba, magang, atau volunteer sesuai bidangmu.
Semakin banyak karya dan kontribusi nyata yang kamu hasilkan, semakin kuat brandmu terbentuk secara organik.
Optimalkan Jejak Digital
Saat seseorang mencari namamu di Google, apa yang muncul? Di situlah pentingnya membangun kehadiran digital.
- LinkedIn: Gunakan untuk menunjukkan pengalaman, keahlian, dan rekomendasi.
- Instagram/Twitter: Bagikan pemikiran atau proses kreatifmu. Tunjukkan sisi manusiawi, tapi tetap profesional.
- Portofolio pribadi: Buat website sederhana yang menampilkan karya dan CV.
Pastikan semua platform yang kamu gunakan menyampaikan pesan yang selaras.
Bangun Konsistensi, Jangan Berubah-ubah
Personal branding butuh waktu dan kesabaran. Hindari membangun citra yang bertolak belakang antar platform atau waktu.
semisal kamu dikenal sebagai mahasiswa disiplin dan tech-savvy, jangan tiba-tiba membagikan konten yang terkesan sembrono atau tidak relevan.
Konsistensi dalam perilaku, komunikasi, bahkan visual (foto profil, gaya bahasa, desain portofolio) akan memperkuat ingatan orang terhadap dirimu.
Terus Upgrade Diri dan Tetap Relevan
Branding yang stagnan akan mudah dilupakan. Maka penting untuk terus belajar dan berkembang.
- Ikuti pelatihan online (banyak yang gratis!)
- Update skill baru di CV dan media sosial.
- Baca buku, ikut komunitas, dan tetap terhubung dengan perkembangan industri.
Dengan begitu, kamu akan selalu terlihat up-to-date dan relevan.
Bangun dan Rawat Jaringan Profesional
Salah satu kekuatan dari personal branding adalah kemampuan untuk connect atau tetap terhubung. Hubungan disini yang dimaksud adalah relasimu dengan jaringan profesionalmu Kamu tidak bisa membangun brand sendirian.
- Bangun hubungan baik dengan dosen, alumni, dan praktisi di bidangmu.
- Gabung komunitas atau forum diskusi online.
- Jangan ragu menyapa orang baru di LinkedIn atau saat event kampus.
Ingat, peluang besar sering kali datang dari koneksi, bukan sekadar kompetensi.
Membangun personal branding sejak kuliah bukan berarti kamu harus menjadi “seseorang yang bukan diri sendiri”. Justru sebaliknya, ini adalah proses mengenali potensi diri dan mengomunikasikannya secara strategis dan sistematis.
Mulailah dari langkah kecil, tapi konsisten. Kamu tidak harus sempurna, cukup terus belajar dan menunjukkan kemajuan. Pada akhirnya, personal branding yang otentik dan kuat akan membuka pintu karier, kolaborasi, dan peluang lebih luas di masa depan. Jika kamu seorang mahasiswa hari ini, maka hari inilah waktu terbaik untuk memulai. Bukan nanti, bukan setelah lulus.
“Your brand is what people say about you when you’re not in the room.” – Jeff Bezos
Penulis: Fandi / Editor: Fujiyama / Foto: Pexels