Surabaya, Agustus 2025 – Banyak orang berpikir bisnis digital baru bisa dimulai setelah lulus kuliah. Padahal, justru masa kuliah -terutama di semester awal- adalah saat paling tepat untuk mencoba, bereksperimen, bahkan gagal sekalipun. Karena dari kegagalan itulah lahir pembelajaran berharga.
Bagi mahasiswa jurusan Digital Bisnis, memulai sejak dini bukan hanya sekadar ambisi, tapi sebuah langkah strategis. Dengan membangun produk digital sejak awal, mereka bisa mempercepat karier, memperluas jaringan, hingga membuka peluang usaha sebelum wisuda. Inilah semangat konsep “Zero to Launch”, berangkat dari nol lalu mengubah ide sederhana menjadi produk nyata yang siap dipakai atau dijual.
Untuk memulainya tentunya pertama, pastikan risikonya masih rendah. Mahasiswa belum banyak terbebani tanggung jawab finansial, sehingga lebih bebas untuk mencoba. Kedua, kuliah memang memberi teori, tapi pengalaman langsung akan membuat ilmu seperti MVP, UI/UX, market fit, dan digital marketing jauh lebih relevan. Ketiga, punya portofolio nyata di CV bisa jadi pembeda besar saat melamar kerja atau mengikuti kompetisi. Dan yang tak kalah penting, memulai lebih cepat membuat mahasiswa bisa lebih cepat pula terkoneksi dengan dunia startup dan ekosistem inovasi.
Ada banyak ide untuk memulai membuat produk digital sesuai dengan yang kamu inginkan, mulai dari hal yang kamu gemari hingga hal-hal kecil yang kerap kali kamu lakukan dalam keseharian. Berikut adalah ide berbagai produk digital yang bisa kamu buat:
1.Temukan masalah yang dekat dengan kehidupanmu
Jangan pusing mencari ide revolusioner. Cukup lihat sekitar: teman kesulitan cari tempat print malam hari, UKM kampus bingung bikin sistem pemesanan, atau dosen kerepotan mengatur jadwal bimbingan. Masalah sehari-hari bisa jadi ladang ide paling konkret.
2. Bangun MVP sederhana
Tak perlu aplikasi kompleks. Bisa mulai dari Google Form + Spreadsheet, landing page dengan WhatsApp, desain prototipe di Figma, atau web statis sederhana. Tujuannya bukan bikin sempurna, tapi uji coba ke pengguna secepat mungkin.
3. Kuasai tools digital sejak dini
Sekarang banyak sekali no-code tools seperti Bubble, Glide, Carrd, Webflow. Untuk desain ada Canva dan Figma, pemasaran bisa pakai Google Analytics atau Meta Ads, dan manajemen tim bisa lewat Notion atau Trello. Tidak bisa coding bukan alasan untuk berhenti di ide.
4. Tes ke pasar, dapatkan feedback, iterasi cepat
Tanyakan langsung ke pengguna: apa yang mereka suka, apa yang membingungkan, apa yang perlu diubah. Jangan hanya menebak-nebak.
5. Manfaatkan ekosistem kampus
Kampus adalah inkubator alami. Ada lomba bisnis, dosen pembimbing, hingga tim lintas jurusan yang bisa diajak kolaborasi. Bahkan customer pertama sering kali muncul dari lingkungan kampus sendiri.
Contoh: Mahasiswa Bisa Launch Apa?
Semester | Ide Produk Digital | Tools Awal | Potensi Launch |
Semester 1 | Platform booking laundry kampus | Figma + WhatsApp | Dicoba ke teman satu asrama |
Semester 2 | Katalog digital makanan kantin | Canva + Google Site | Disebar lewat QR code |
Semester 3 | Sistem peminjaman alat laboratorium | Bubble + Notion | Dipakai di satu prodi |
Semester 4 | Aplikasi bimbingan akademik | Glide + Airtable | Kolaborasi dengan dosen |
Kuncinya: mulai dari kecil, bergerak cepat, dan berani memperbaiki.
Nah ada banyak manfaat yang bisa dipetik jika kamu memiliki produk digital, antara lain:
- Mindset seorang pengusaha digital
- Portofolio konkret untuk magang atau kerja
- Jaringan dengan sesama builder, mentor, hingga komunitas startup
- Mental tahan banting menghadapi ketidakpastian
- Dan tentu saja, peluang bisnis nyata yang bisa terus tumbuh
Kuliah Digital Bisnis seharusnya bukan hanya teori di kelas, tapi juga aksi nyata. Konsep “Zero to Launch” mengajarkan bahwa membangun produk digital bukan soal jenius atau punya modal besar, melainkan keberanian untuk memulai dari nol, lalu konsisten memperbaikinya.
Jadi, kalau kamu mahasiswa Digital Bisnis, jangan tunggu skripsi. Jadikan semester-semester awalmu sebagai awal perjalanan meluncurkan produk digital pertama untuk memperkaya resume kamu di masa depan!
Penulis: Fujiyama / Foto: Freepik