4 Industri Tahan Resesi! Pastikan Kemampuanmu Termasuk Di Dalamnya

 

Surabaya, Oktober 2022 – Badai ekonomi baru-baru ini menyerang pasar kerja Indonesia, setidaknya dalam beberapa pekan terakhir berita nasional dipenuhi gambaran gelombang PHK dari banyak perusahaan mulai dari start-up hingga perusahaan lainnya. Hal tersebut sebagai efek samping ekonomi dunia akibat pandemi serta perang Ukraina-Rusia yang terus berlangsung.

Di sisi lain, mimpi buruk perekonomian global mulai mendekat terutama pada 2023 mendatang berdasarkan prediksi dan kalkulasi lembaga-lembaga internasional. Disebuah kunjungan kerjanya, Presiden Joko Widodo menyampaikan, “Dunia sekarang ini pada posisi yang tidak gampang dan betul-betul sulit di mana tahun depan akan lebih gelap.”

Menghadapi hal ini semua sektor harus bersiap, begitu pula sektor pendidikan. Ini merupakan tantangan sangat serius menghadapi derasnya perubahan. Kehadiran pandemi, menurut Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim membawa momen refleksi bagi sistem Pendidikan. “Pandemi Covid-19 telah membawa momen refleksi kepada berbagai pihak mengenai tantangan sistem pendidikan yang dihadapi dunia saat ini. Pandemi Covid-19 juga telah mendisrupsi dan mengganggu sistem pendidikan secara global serta mempengaruhi ratusan juta anak di seluruh dunia.”

Pendapat serupa datang dari Wakil Ketua Umum Perdagangan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Juan Permata, bahwa situasi saat ini mendorong para pelaku industri mencari talenta yang kreatif terlebih yang paham akan teknologi. “Transformasi digital menjadi kunci bagi pelaku usaha untuk tidak tergerus dampak pandemi. Karena itu, dunia usaha sangat membutuhkan tenaga kerja yang dapat mendukung transformasi tersebut.”

Senada dengan hal itu, seorang pakar ekonomi Harvard, Karen Dynan, menyebutkan ada empat jenis industri yang tahan banting terhadap resesi antara lain Kesehatan, pemerintahan, teknologi & komputer hingga edukasi. Selain tahan banting terhadap resesi namun juga banyak dibutuhkan oleh orang ketika ekonomi sedang resesi. Namun dunia sadar bahwa pemenuhan talenta tersebut, khususnya bidang teknologi masih menjadi pekerjaan rumah.

Dilansir dari riset McKinsey dan Bank Dunia bahwa Indonesia membutuhkan sekitar 9 juta talenta digital hingga 2030, serta data Kominfo 2021 menyebut Indonesia butuh 600 ribu talenta digital per tahun.

Menjawab tantangan ini, ITTelkom Surabaya sebagai salah satu sumber pencetak talenta digital telah berkontribusi nyata, “Situasi ini merupakan tantangan sektor Pendidikan untuk menciptakan SDM yang inovatif dan kompetitif. Sebagai perguruan tinggi berbasis di ICT, kami (ITTelkom Surabaya) berkomitmen penuh untuk menelurkan para talenta digital terbaik. Dari mulai membuka program khusus bisnis digital hingga perluasan kerjasama.” Jelas Tri Arief Sardjono, Rektor ITTelkom Surabaya.
Ada 11 program studi ITTelkom Surabaya yang memfokuskan diri dalam bidang teknologi hingga Teknik. Masing-masing dibekali kemampuan digital yang paling dibutuhkan di masa mendatang. Tidak hanya kemampuan yang dikembangkan di dalam kelas saja, setiap mahasiswa ITTelkom Surabaya juga dibekali ilmu praktik hingga sertifikat professional dari badan sertifikat nasional untuk memvalidasi kemampuan yang mereka miliki. Sehingga tidak peduli sekuat apa badai yang datang, sejauh kemampuan itu sesuai dengan apa yang dibutuhkan maka bisa dihindari dengan baik.