Surabaya, Juni 2024 – Dalam upaya memperkuat program pencegahan dan penanganan stunting, tim pengabdian masyarakat Telkom University Surabaya memberikan pelatihan penggunaan aplikasi untuk memonitor stunting di Posyandu. Pelatihan ini diikuti oleh lebih dari 20 kader Posyandu dari Desa Pepelegi, khususnya RW IX, Waru, Sidoarjo pada Sabtu (11/05/2024).
Stunting merupakan masalah gizi kronis yang ditandai dengan tinggi badan anak yang berada di bawah standar yang seharusnya sesuai dengan umurnya. Kondisi ini tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan fisik anak, tetapi juga perkembangan kognitif dan kesehatannya di masa depan. Oleh karena itu, monitoring dan intervensi dini sangat penting untuk mencegah dampak jangka panjang yang serius. Mengatasi hal tersebut, tim pengabdian masyarakat Telkom University Surabaya membuat aplikasi khusus yang dirancang untuk memonitor pertumbuhan dan perkembangan anak secara real-time.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini beranggotakan dosen dan mahasiswa program studi teknik industri antara lain: Silvi Istiqomah, S.T., M.T., Rizqa Amelia Zunaidi, S.T., M.T., Perdana Suteja Putra, S.T., M.T., dan tiga mahasiswa Stephen Harun Nafie, Yosiana Eka, Daseiya Auriello Rossy. Dalam sambutannya, Silvi Istiqomah selaku ketua pengabdian masyarakat tidak hanya menjelaskan fungsi alat namun juga berbagi pengalaman mengenai penyakit tersembunyi yang perlu diwaspadai oleh kader posyandu, “Aplikasi ini dilengkapi dengan berbagai fitur, seperti pencatatan data berat dan tinggi badan anak, pemberian notifikasi pengingat jadwal imunisasi dan pemberian makanan tambahan, serta analisis data yang membantu dalam deteksi dini risiko stunting.”
Tidak sebatas pembuatan saja, pendampingan juga dilakukan dalam penggunaan aplikasi untuk memonitor perkembangan balita melalui sesi diskusi yang dilakukan bersama dua dosen lainnya: Perdana Suteja dan Rizqa Amelia yang dihadiri oleh para orang tua untuk mendapatkan feedback.
“Dengan adanya aplikasi ini, kami berharap kader Posyandu dapat lebih mudah memantau perkembangan anak-anak di wilayah ini dan segera melakukan intervensi jika ditemukan tanda-tanda stunting atau penyakit tersembunyi agar diberikan penanganan yang cepat dan tepat sasaran,” imbuh Silvi.
Dukungan yang diberikan oleh Tim Pengabdian dari Telkom University Surabaya bukan hanya sosialisasi teknologi. Tim Pengabdian dari Telkom University Surabaya juga memberikan dukungan berupa beberapa barang yang dapat memberikan manfaat kepada Posyandu Kemuning seperti adanya timbangan digital, timbangan bayi, termometer, dan beberapa alat kesehatan lainnya yang dapat menunjang kegiatan posyandu supaya lebih baik.
Sementara itu, ketua RW IX, Hari Setiyo, menunjukkan sukacitanya serta dukungan atas program ini, “Mewakili para warga, saya sangat senang dengan kedatangan dan dukungan dari Telkom University Surabaya ini. Kami akan terus melakukan monitoring dan evaluasi untuk memastikan aplikasi ini benar-benar membantu dalam penanganan stunting. Selain itu, kami juga berkomitmen untuk memberikan dukungan teknis dan pelatihan lanjutan kepada kader Posyandu,” ujarnya.
Dalam jangka panjang, keberhasilan program ini diharapkan dapat menjadi model yang bisa diadopsi oleh daerah-daerah lain di Indonesia, sehingga tujuan nasional untuk mengurangi angka stunting dapat tercapai. Teknologi telah membuka pintu baru dalam dunia kesehatan, dan dengan kolaborasi serta komitmen yang kuat, masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat bukan lagi sekadar impian, tetapi menjadi kenyataan.
Terlepas dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, ada banyak pula pengabdain masyarakat lainnya yang selalu mengikut sertakan mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya langsung di lapangan. Sehingga mahasiswa tidak hanya menguasai teori namun juga mengimplementasikan langsung agar manfaatnya terasa lebih nyata di masyarakat.
Penulis: Fujiyama / Foto: Dokumentasi Public Relations