Gebrakan Terbaru, ITTelkom Surabaya Bersama ITS Ciptakan Mesin Cetak Braille Buatan Anak Negeri

Gebrakan Terbaru, ITTelkom Surabaya Bersama ITS Ciptakan Mesin Cetak Braille Buatan Anak Negeri

Institut Teknologi Telkom Surabaya baru saja mengeluarkan inovasi terbaru yakni mesin cetak braille yang dilaunching pada Rabu 28 April 2021 bertempat di kampus ITTelkom Surabaya. Inovasi ini merupakan kerjasama antara ITTelkom Surabaya dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang mendapatkan dana CSR dari PT Telkom Indonesia. Mesin cetak braille ini sangat penting eksistensinya karena merupakan mesin bantu untuk tuna netra dimana saat ini kondisi mesin cetak braille yang ada di seluruh Indonesia sudah using bahkan hampir 90 persennya mengalami kerusakan, inilah yang kemudian melatar belakangi penciptaan mesin cetak braille ala anak bangsa.

“Mesin cetak braille yang selama ini digunakan oleh banyak SLB di seluruh Indonesia merupakan mesin besutan Swedia yang digunakan untuk mencetak tulisan-tulisan braille. Harganya yang sangat mahal dimana suku cadangnya sendiri ada di luar negeri memaksa civitas akademika ITTelkom Surabaya dan ITS untuk membantu mencarikan solusi dengan terbentuklah ide untuk membuat prototipe mesin braille. Penyerahan ini merupakan inovasi yang sangat bermanfaat untuk membantu anak-anak SLB tunanetra di pelosok Indonesia untuk terus belajar demi masa depan generasi.” ujar Tri Arief Sardjono, rektor ITTelkom Surabaya sekaligus salah satu tim pembuatan mesin cetak braille.

Sebelumnya mesin cetak braille telah dikeluarkan oleh ITS sekitar tahun 2017 dan mempunyai kemampuan mencetak 400 karakter per detik atau 1200 halaman per jam pada dua sisi kertas (double-sided). Mesin cetak generasi berikutnya di bawah ITTelkom Surabaya dikembangkan dengan menambahkan piranti suara (mesin cetak bicara) untuk memudahkan adik-adik tuna netra dalam mengenali tombol pada mesin.

“Kami berharap ini dapat menjadi solusi untuk pergantian mesin braille yang telah rusak tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal sehingga siswa-siswa berkebutuhan khusus khususnya tunanetra dapat terus belajar. Nantinya mesin cetak braille ini akan diberikan ke Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Tuna Ntera Tan Miyat yang berada di bawah naungan Kemensos.” ujar Tri Arief Sardjono disela acara penyerahan tersebut.