Telkom University Surabaya Ciptakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk Rumah Sakit Oksibil Papua

Surabaya, Mei 2024 – Upaya Telkom University Surabaya memberikan solusi energi berkelanjutan di wilayah terpencil memasuki babak baru. Mengulang kembali keberhasilan membantu korban banjir Sentani, Papua, dengan membuat perumahan implementasi solar panel bersama dengan Kementerian Sosial dan IKA ELITS. Kini  proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) telah berhasil dilaksanakan kembali di Rumah Sakit Oksibil, Pegunungan Bintang, Papua, oleh Telkom University Surabaya.

Proyek ini melibatkan partisipasi aktif dua mahasiswa teknik elektro Telkom Universitas Surabaya, Korowani Budi Baldo Swaromi (Budi) dan Katro Ruzan Julio Wijaya (Ryu), untuk terjun langsung ke lapangan untuk membantu instalasi dan implementasi sistem PLTS.

Rumah Sakit Oksibil, yang terletak di daerah terpencil Pegunungan Bintang, menghadapi tantangan besar dalam hal akses energi yang andal. Keterbatasan pasokan listrik sering kali menghambat operasional rumah sakit dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

“Rumah sakit ini menggunakan listrik dari PLN yang hanya menyala dari jam 5 sore hingga jam 12 malam. Sementara Rumah Sakit membutuhkan listrik 24 jam, menutupi kekurangan itu Rumah Sakit di Oksibil menggunakan listrik dari genset yang membutuhkan solar. Harga solar sendiri per liter mencapai Rp 35.000 hingga Rp 90.000. Biaya yang mahal untuk penggunaan genset saja, rumah sakit Oksibil memakan biaya 120 juta per bulan.” jelas Budi.

Penggunaan listrik secara kurang efektif dan efisien ini akhirnya menggerakkan tim Telkom University Surabaya dalam mengembangkan dan mengimplementasikan PLTS disana. Setelah melalui banyak kendala diakibatkan situasi yang tidak menentu di Papua, proyek yang diproyeksikan berlangsung 3 bulan sejak tahun 2023 ini akhrinya selesai pada bulan Mei 2024.

“Solar panel yang telah terpasang ada 60 dan dibagi dua (30) di setiap sisi. 30 di depan dan 30 di belakang. Total kapasitas solar panel tersebut adalah 24.000 watt.” imbuh Budi.

Menjelaskan langsung dari ruang kontrol PLTS, Budi ditemani Ryu menjelaskan cara kerja PLTS hingga menghasilkan listrik, “E dari PLTS solar panel akan langsung menuju proteki PV, lalu dari proteki PV ke MPT. Terdapat 2 MPT yang disiapkan, energi yang terdapat di MPT akan diarahkan ke panel AC. Pada panel AC akan mengubah arus menjadi arus dua arah. ” papar Budi.

“Kami berharap apa yang kami buat disana dapat bermanfaat untuk masyarakat.” pungkas Ryu di akhir penjelasan seputar proyek tersebut.

Harapan besar dari Telkom University Surabaya dengan selesainya instalasi PLTS di Rumah Sakit Oksibil agar layanan kesehatan di wilayah Pegunungan Bintang dapat meningkat secara signifikan. Proyek ini juga menjadi contoh bagaimana kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menghasilkan solusi inovatif dan bermanfaat.

Sementara itu, tidak hanya berhenti pada pembuatan PLTS Rumah Sakit Oksibil saja. Kepala bagian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Susjianto Tri Rasmana, S.Kom., M.T. , menjelaskan bahwa akan ada proyek lanjutan yang dikerjakan oleh Telkom University Surabaya di Papua yang saat ini masih dalam proses.

“Untuk yang rumah sakit, alhamdulillah sudah selesai. Yang belum selesai pengerjaan di dua sekolah dan beberapa charging station.” ungkap Susjianto.

Terlepas dari kegiatan pengabdian masyarakat ini, ada banyak pula pengabdain masyarakat lainnya yang selalu mengikut sertakan mahasiswa untuk dapat mengaplikasikan ilmu yang didapatkannya langsung di lapangan. Sehingga mahasiswa tidak hanya menguasai teori namun juga mengimplementasikan langsung agar manfaatnya terasa lebih nyata di masyarakat

Penulis: Fujiyama | Foto: Dokumentasi Public Relations