Lulus Pendanaan Kedaireka, ITTelkom Surabaya Telurkan Inovasi Urban Farming Metode Prediksi dan Monitoring

 

Surabaya, Agustus 2022 – Sejalan dengan visi Kampus Merdeka Kemendikbud RI dalam mewujudkan kemudahan sinergi antara perguruan tinggi dan komersialisasi industri maka sebuah program bergengsi, Kedaireka, diluncurkan untuk menjadi solusi terkini mewujudkan kemudahan sinergi keduanya. Resmi diluncurkan sejak 12 Desember 2020 lalu, melalui program ini dunia usaha dan pendidikan dapat berjalan beriringan untuk membantu dunia industri.

ITTelkom Surabaya sebagai kampus sejuta inovasi yang selalu mengeluarkan berbagai macam inovasi bermaanfaat sejalan dengan perkembangan jaman, baru-baru ini berhasil meloloskan proposal pendanaan penelitian matching fund dengan menggandeng Puspa Lebo dalam program Kedaireka. Inovasi urban farming ini dilakukan dengan monitoring sekaligus prediksi kebutuhan air dan nutrisi tanaman pada setiap fasenya sesuai kebutuhan tanaman.

Lebih lanjut, pada Rabu 31 Agustus 2022, berlokasi di salah satu hotel bintang lima di Surabaya diselenggarakan Focus Group Discussion (FGD) yang membahas peranan teknologi dalam peningkatan hasil panen. Untuk menambah wawasan dalam pengerjaan penelitian, FGD ini berfokus mengkaji budidaya melon melalui teknologi urban farming.

Dr. Helmy Widyantara selaku Dosen Teknologi Informasi sekaligus Ketua Pelaksana memaparkan inovasi ini merupakan pematah anggapan bahwa bertani susah dilakukan di area perkotaan yang padat dan gersang, “Bertani di desa lebih mudah dibanding bertani di perkotaan, namun kita patahkan dengan urban farming. Penelitian yang dimulai dari tahun 2020 yang goalnya di tahun 2023 dengan dimensinasi sistem pertanian intensif berbasis IoT.”

Memanfaatkan IoT, metode urban farming digagas dapat meminimalisir terjadinya kontak antara pekerja dan tanaman sehingga dapat mengurangi resiko tanaman terserang penyakit. Sistem irigasi dan pemupukan secara otomatis akan menghasilkan melon yang berkualitas, proses yang lebih efisien, efektif dan hemat biaya. Sementara itu, roadmap penelitian ini yakni peletakkan dasar urban farming akuaponik dan hidroponik (2020), penguatan urban farming dengan control dan monitoring berbasis IoT (2021), Intensifikasi pertanian pada Urband Farming berbasis IoT berstandar industri (2022), dan dimensinasi sistem pertanian intensif berbasis IoT (2023).

Sementara itu, proses budidaya melon yang cukup panjang dipengaruhi beberapa faktor untuk tercapainya hasil maksimal, Ir. Siswanto, M.T. narasumber kedua memaparkan, “Tanaman itu punya persyaratan tumbuh yang harus kita penuhi dari temperature hingga kelembapan tanah terutama pada tanaman melon. Hal ini guna menghindari kadar gula, serat, dan kandungan gizi yang rendah.”

Mendukung pernyataan tersebut, Prof. Yosephine Sri Wulan Manuhara selaku narasumber ke tiga menjelaskan pentingnya mencari benih melon sesuai untuk mendapatkan hasil maksimal, “Di dalam membeli benih melon lihat dari jenis dari area penanaman, untuk Surabaya cari benih melon yang dapat tumbuh di dataran rendah. Perhatikan pula masa kedaluarsa yang mempengaruhi proses pembudidayaan. Selanjutnya berlanjut dengan metode penanaman hidroponik yang juga memperhatikan kelembapan tanah, temperature, memastikan nutrisi tanaman melon cukup serta perhatian lain seperti hama.”

Proses yang panjang tersebut lebih mudah dilakukan dengan IoT, teknologi yang mempermudah petani untuk dapat melakukan penyiraman serta monitoring tanaman dan memberi laporan langsung ke petani tanpa melakukan kontak fisik. Selanjutnya, usai FGD ini, program dilanjutkan dengan pelaksanaan workshop dengan menggandeng 10 mitra UMKM penggiat urban farming pada bulan Oktober. Kemudian dilanjutkan dengan penerapan otomatisasi sistem kontrol dan monitoring pada UPT PATH yang deadline-nya November mendatang.