Surabaya, Mei 2024 — Upaya meningkatkan potensi lokal dan kemajuan UMKM menjadi hal telah lama dilakukan Telkom University Surabaya. Salah satunya yang dilakukan oleh tim pengabdian masyarakat Telkom University Surabaya pada peternak bebek di Desa Kebonsari, Sidoarjo.
Usaha yang telah dirintis sejak 2 Mei 1992 ini memiliki setidaknya ada20 peternak yang masih aktif menjalankan usahanya dengan profuktivitas 700 butir telur per peternak per hari atau total sekitar 14.000, hal ini sangat berbeda sejak awal dirintis yang mana terdapat 50 peternak yang daoat menghasilkan 67.500 buti per hari. Oleh karenanya, program ini direspon sebagai tanggapan terhadap menurunnya potensi kampung bebek Desa Kebonsari yang telah berdampak negatif pada perekonomian dan kesejahteraan para peternak setempat.
Beranggotakan dosen fakultas rekayasa industri: Aris Kusumawati S.Kom. M.Kom., Rosyid Abdillah S.Si. M.Kom. dan Yupit Sudianto S.Kom. M.Kom serta diketuai oleh Aris Kusumawati S.Kom. M.Kom. Juga mahasiswa: Hafizh Muhammad I (Sistem Informasi), Iqbal Musyaffa Yusabbih Lillah (Sistem Informasi), Muhammad Paksi Satriawan (Sistem Informasi), Arya Yudha P. (Sistem Informasi).
Inovasi pembuatan website sebagai cara memecahkan masalah sejak sistem penjualan juga menjadi faktor yang tidak efektif. Tidak adanya sistem yang mengintegrasikan semua pelaku usaha yang ada juga menimbulkan adanya kecemburuan antar pelaku usaha. Sosialisasi dan pelatihan terkait implementasi teknologi tepat guna di sektor peternakan itik petelur merupakan kegiatan penting yang bisa terus dilakukan untuk
mendukung penggunaan teknologi secara tepat guna.
“Setelah dilakukan analisa komprehensif pada latar belakang masalah, kami memutuskan untuk membuat website profile kampung untuk meningkatkan branding potensi lokal Desa Kebonsari.” tutur Aris.
Metode pengembangan website yang diusulkan adalah Rapid Application
Development (RAD). Fitur yang akan dikembangkan mengacu pada kajian permasalahan, yaitu: fitur terkait management organization, branding product, marketing product, customer relationship management (CRM), dan fitur maching investor.
“Setelah dilakukan riset lebih lanjut serta pengembangan websitenya sesuai dengan perancangan sistem dan metoder RAD, diperlukan setidaknya tiga bulan. Setelah website selesai, kami melakukan implementasi dan sosialisasi kepada para peternak.” imbuh Aris.
Tidak hanya sampai disana saja, tim pengabdian masyarakat juga memberikan pendampingan mitra untuk memastikan bahwa sistem yang telah dibuat dan pelatihan atau sosialisasi yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan tepat oleh kelompok ternak “Sumber Pangan” di Desa Kebonsari.
Dengan adanya website profil kampung ini, diharapkan Desa Kebonsari dapat kembali meningkatkan potensi lokalnya sebagai pusat produksi bebek dan telur asin yang unggul. Selain itu, inisiatif ini diharapkan dapat memperbaiki perekonomian dan kesejahteraan para peternak, serta membuka peluang lebih besar dalam menjalin hubungan dengan pelanggan dan investor.
Penulis: Fujiyama | Foto: Dokumentasi Public Relations